Peringatan : Tulisan ini
sangat panjang, karena saya mencoba menuliskan catatan pendakian ini dengan
serinci mungkin. Semoga para pembaca dapat membacanya dengan ikhlas dan tidak
bosan.
BASED ON TRUE STORY
Pada kesempatan ini saya akan
menulis tentang perjalanan pendakian saya bersama sahabat-sahabat dari Gemapala
(Generasi Maniis Pecinta Alam) ke Gunung Papandayan Garut Jawa Barat. Tetapi
sebelumnya mari kita berkenalan dulu dengan gunung yang menjadi Setting dalam
tulisan ini.
GUNUNG PAPANDAYAN 2665 Mdpl. |
Gunung Papandayan :
Gunung Papandayan adalah gunung
api strato yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan
Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu
terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung.
Pada Gunung Papandayan, terdapat
beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah
Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi
dalamnya.
Topografi di dalam kawasan curam,
berbukit dan bergunung serta terdapat tebing yang terjal. Menurut kalisifikasi
Schmidt dan Ferguson termasuk type iklim B, dengan curah hujan rata-rata 3.000
mm/thn, kelembaban udara 70 – 80 % dan temperatur 10 ยบ C
Potensi flora di dalam kawasan
gunung ini diantaranya Pohon Suagi (Vaccinium valium), Edelweis (Anaphalis
javanica), Puspa (Schima walichii), Saninten (Castanea argentea), Pasang
(Quercus platycorpa), Kihujan (Engelhardia spicata), Jamuju (Podocarpus
imbricatus ), dan Manglid (Magnolia sp ).
Sedangkan potensi fauna kawasan
diantaranya Babi Hutan ( Sus vitatus ), Trenggiling (Manis javanicus), Kijang
(Muntiacus muntjak), Lutung (Trachypitecus auratus ) serta beberapa jenis
burung antara lain Walik (Treron griccipilla ), dan Kutilang ( Pycononotus
aurigaste )
Gunung Papandayan mempunyai
kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan
hutan Ericaceous
Dalam catatan sejarah, Gunungapi
Papandayan tercatat telah beberapa kali meletus diantaranya pada 12 Augustus
1772, 11 Maret 1923, 15 Agustus 1942, dan 11 November 2002. Letusan besar yang
terjadi pada tahun 1772 menghancurkan sedikitnya 40 desa dan menewaskan sekitar
2957 orang. Daerah yang tertutup longsoran mencapai 10 km dengan lebar 5 km.
Pada 11 Maret 1923 terjadi
sedikitnya 7 kali erupsi di Kawah Baru dan didahului dengan gempa yang berpusat
di Cisurupan. Pada 25 Januari 1924, suhu Kawah Mas meningkat dari 364 derajat
Celsius menjadi 500 derajat Celcius. Sebuah letusan lumpur dan batu terjadi di
Kawah Mas dan Kawah Baru dan menghancurkan hutan. Sementara letusan material
hampir mencapai Cisurupan. Pada 21 Februari 1925, letusan lumpur terjadi di
Kawah Nangklak. Pada tahun 1926 sebuah letusan kecil terjadi di Kawah Mas.
Sejak April 2006 Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Papandayan
ditingkatkan menjadi waspada, setelah terjadi peningkatan aktivitas seismik.
Pada 7-16 April 2008 Terjadi peningkatan suhu di 2 kawah, yakni Kawah Mas
(245-262 derajat Celsius), dan Balagadama (91-116 derajat Celsius). Sementara tingkat
pH berkurang dan konsentrasi mineral meningkat. Pada 28 Oktober 2010, status
Papandayan kembali meningkat menjadi level 2
Nah... sekarang sudah kenal kan dengan Gunung papandayan ?? tanpa
panjang lebar lagi saatnya bercerita.
Menjelang liburan akhir tahun
2015 saya sama sekli tidak memiliki rencana apapun selain (mungkin) hanya menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah.
Hingga tiba pada akhir minggu di bulan Desember, saya memberikan gagasan kepada
kawan-kawan Gemapala untuk melakukan pendakian ke Gunung Papandayan. Dan
ternyata gagasan saya langsung diamini oleh beberapa kawan di Gemapala.
Maka dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya kami mengadakan rapat darurat untuk membahas rencana
pendakian Gunung Papandayan, dari hasil rapat yang berlangsung singkat dan
padat ditentukanlah hari Jumat Tanggal 01 Januari 2016 sebagai hari
keberangkatan kita menuju Pendakian yang akan berakhir hari Minggu tanggal 03
januari 2016. Komposisi awal personil yang akan ikut serta dalam pendakian
berjumlah 11 orang, yaitu ; Dilah (saya
sendiri), Ochi, Pak Marwah, Pak Yayan, Elan, Usman, Rio, Atep, Mila, Siti
Nurobi’ah/Dede dan Ganjar. Adapun transportasi yang akan kami gunakan adalah
menggunakan mobil pribadi jenis Pick-Up, dan perjaanan sampai ke Garut kami
perkirakan 5 jam. Sekedar info, selain untuk mengisi libur akhir tahun,
pendakian Gunung papandayan kami dedikasikan untuk memperingati HUT Gemapala
yang ke-2.
Jumat, 01 Januari 2016
Pagi yang lumayan cerah dihari
pertama tahun 2016. Kami sedikit dikejutkan dengan kabar yang menyedihkan,
Ibunda dari Pak Yayan menderita sakit yang mengakibatkan beliau harus dirawat
di RS sehingga membuat Pak Yayan urung untuk ikut dalam pendakian Papandayan.
Pukul 17.00 WIB., waktu kumpul semua personil di rumah saya di Kp.
Cibanggala RT. 05/03 Ds. Cijati Kec. Maniis Kab. Purwakarta, personil pun
hampir lengkap, minus Pak Yayan yang tidak bisa ikut dan Ganjar yang entah
dengan alasan apa tidak juga kunjung datang. Saat itu cuaca dalam keadaan hujan,
saya mencoba tenang dalam menyikapi cuaca yang kurang bersahabat, dan coba
menenangkan kawan-kawan lain yang sudah mulai terlihat uring-uringan. Menunggu
hujan reda kami mencoba mengisinya dengan memeriksa kembali seluruh barang
bawaan yang akan kami bawa dalam pendakian.
Pukul 21.00 WIB., kawan kami Ganjar belum juga datang, maka secara
sepihak kami putuskan bahwa Ganjar tidak akan ikut. Dalam kondisi cuaca masih
gerimis kami putuskan untuk berangkat ber-9 menggunakan mobil Pick-Up yang
bagian Bak-nya ditutupi terpal sebagai antisipasi hujan. Perjalanan cukup
lancar memakan waktu kurang lebih 5 jam, saya yang saat itu bertindak sebagai
sopir yang belum tau rute yang harus ditempuh menuju Papandayan dibantu oleh
Usman menggunakan GPS, meskipun selama perjalanan sering kali dia nundutan.
Dari Kiri ke Kanan Berdiri : Dilah, Usman, Erlan, Atep, Pak Marwah, Rio Jongkok : Ochi, Dede, Mila |
Sabtu, 02 Januari 2016
Pukul 01.30 WIB., kami sampai di Cisurupan, disinilah jalur masuk
menuju Papandayan. Disini sudah mulai terlihat hiruk-pikuk para pendaki dan
deretan mobil Pick-Up carteran yang siap mengantar para pendaki menuju Camp
David (pintu masuk pendakian Gn. Papandayan). Dari titik ini waktu tempuh
menuju Camp David memakan waktu ½ jam menggunakan kendaraan atau 3 jam
berajalan kaki dengan kondisi jalan aspal yang sudah mulai rusak dan menanjak.
Sedikit informasi, pabila kita menggunakan
angkutan umum atau tidak membawa kendaraan pribadi, dari Cisurupan menuju Camp
David ada 2 alternatif pilihan angkutan, yaitu menggunakan Pick-Up carteran
dengan ongkos Rp. 20.000 per orang atau Rp. 250.000 untuk booking 1 Pick-Up, atau
bisa menggunakan Ojek dengan ongkos Rp. 30.000. besaran ongkos tersebut relatif
tergantung kita bila pandai menawar mungkin akan lebih murah.
Kembali ke cerita. 1 hal yang
pada saat itu tidak kami ketahui, mungkin menjadi sedikit kesialan kami yang
saat itu membawa mobil Pick-Up pribadi, di Cisurupan ada satu aturan yang tidak
resmi yang entah dengan alasan apa aturan itu dibuat, bahwa para pengunjung
Gunung Papandayan diperbolehkan membawa kendaraan pribadi berjenis apapun
sampai ke Camp David kecuali mobil Pick-Up!!... saya tegaskan kembali “kecuali
mobil Pick-Up pribadi!!”
Lalu bagaimana nasib kami yang
membawa Pick-up pribadi? Kendaraan kami pun di stop oleh seseorang yang
“mungkin” calo angkutan, kemudian dia menjelaskan aturan tadi dan kemudian kami
pun diberikan 2 pilihan yang teramat sangat berat. Yaitu Opsi ke-1 ; mobil
Pick-Up kami harus ditinggal di Cisurupan dan kami harus beralih ke mobil
Pick-Up sewaan menuju Camp David dengan besaran ongkos seperti terurai di atas,
atau kami berjalan kaki saja ke Camp David.
Opsi ke-2 ; Pick-Up kami boleh dibawa ke Camp David, tetapi kami tetap diminta
menyerahkan uang sebanyak harga booking Pick-Up. Maka setelah berunding, dengan
berat hati kamipun memili opsi ke-2.
Memasuki gerbang masuk kawasan
Gn. Papandayan kami melakukan registrasi dan membayar retribusi sebesar Rp.
115.000,- saya lupa rinciannya untuk biaya apa saja. Lanjut jalan, sampai di
Camp David Pkl. 02.00 WIB. Mobil di parkir dan kami beristirahat sejenak sambil
cek kembali perlengkapan yang akan kami bawa dalam pendakian. Dirasa cukup kami
lanjut jalan ke Pos pendakian untuk mendaftar dan “kembali” membayar tiket
masuk sebesar Rp. 3.000,- per orang dan Rp. 25.000,-untuk parkir mobil.
Camp David |
Pukul 02.30 WIB. Dalam gelap malam dan suhu yang dingin kami mulai
jalan mendaki. Trek berbatu menyambut kami di awal pendakian, tampak
samar-samar terlihat kawah papandayan yang mengeluarkan asap belerang yang
lumayan menyengat di hidung, jadi saya sarankan para pendaki untuk menggunakan
masker. 1 jam berjalan melewati trek berbatu kami menjumpai beberapa warung yang
saya kira selalu buka 24 jam dan siap memberikan service kepada para pendaki.
Kami pun memutuskan untuk beristirahat tidur di salah satu warung sampai pagi
karena mata kami yang sudah tidak bisa
diajak kompromi. Tujuan kami berikutnya adalah Pondok Salada, disanalah para
pendaki berkemah, karena selain area nya yang luas, juga terdapat sumber air
bersih yang tidak pernah kering.
Istirahat di Warung |
Pukul 07.00 WIB. Kami lanjut jalan menuju Pondok Salada. Sekedar
informasi, dari warung ini ada 2 jalur menuju Pondok Salada, yaitu jalur kiri
melewati Hutan Mati lalu Pondok Salada, atau jalur kanan melalui Pos 2 lalu
Pondok Salada. Disarankan para pendaki untuk mengambil jalur kanan melalui Pos
2 karena relatif lebih aman dan ini jalur resmi! Sedangkan jalur kiri treknya
berbatu, curam dan di pinggir jurang kawah Papandayan. Sebagai pendaki yang
baik dan tidak sombong serta rajin menabung, kami pun mengambil jalur kanan.
Sampai di Pos 2 kamipun kembali melapor, disini kita kan diminta memberikan
uang secukupnya untuk biaya kebersihan. Satelah selesai lalu lanjut jalan
“lagi”.
Pos 2 |
Pukul 09.00 WIB., sampai di Pondok Salada. “Amejing” Pondok Salada,
Camping Ground di Papandayan dengan area yang luas, disini kita sudah bisa
menjumpai Edellweis dan tentunya pohon Cantigi yang pucuk dan buahnya aman
untuk di konsumsi. Ke “Amejing”an Pondok Salada tidak sampai disitu, disini
terdapat banyak sekali warung bahkan mushola dan WC umum pun ada, amejing kan? 3
tenda yang kami bawa mulai didirikan, logistik kami keluarkan kemudian mulai
memasak untuk sarapan sekaligus makan siang.
Are Camp Pondok Salada |
Pukul 12.00 WIB., berbekal air munum, makanan ringan, Kompas dan
P3K kami jalan ke Hutan Mati, cukup dekat dari Pondok Salada hanya butuh waktu
kurang lebih 15 menit. Hutan Mati merupakan sisa-sisa dari Hutan Pohon Cantigi
yang terkena efek dari letusan Gn.Papandayan, dengan sisa-sisa batang pohon
menjulang berwarna hitam, disertai kabut dan udara dingin, menjadikan Hutan
Mati bukan hanya indah tapi juga beraroma mistis.
Hutan Mati |
Suasana di Hutan Mati |
Pukul 14.00 WIB., kami lanjutkan pendakian ke Tegal Alun. Tegal
Alun merupakan padang Edellweis terbesar yang ada di Indonesia. Dibutuhkan
waktu sekitar 1 jam nanjak mendaki dari Hutan Mati ke Tegal Alun. Di perjalanan
menuju Tegal Alun langit mulai mendung, kami pun mulai khawatir akan turun
hujan karena ternyata ada satu hal yang kompak kami lupakan, yaitu Raincoat
yang ternyata tertinggal di tenda. Kekhawatiran kami pun mulai menjadi
kenyataan, gerimis turun. Sampai ke Tegal Alun hujan turun agak lebat dan kami
pun hanya bisa pasrah dalam kedinginan. Karena hujan dan berkabut tak banyak
yang dapat kami lakukan selain berteduh di bawah pohon Cantigi. Sedikit
penyesalan andai saja kami datang ke Tegal Alun pagi hari, mungkin tidak akan
turun hujan.
Gerimis & Bekabut di Tegal Alun |
Bersama Kawan Baru dari Bekasi di Tegal Alun |
Pukul 16.30 WIB., Hujan mulai berhenti. Karena hari sudah terlalu
sore kami memutuskan tidak melanjutkan perjalanan ke puncak, kami lebih memilih
turun kembali ke Pondok Salada.
Pukul 17.30 WIB., tiba di Pondok Salada, setelah mengeringkan tubuh
dan berganti baju kami putuskan untuk masuk kedalam tenda menghangatkan diri
dibalik sleepingbag sampai tertidur, karena cuaca di malam itu yang tak kunjung
membaik.
Minggu, 03 Januari 2016
Pukul 01.00 WIB., hujan reda langit malam mulaicerah, mungkin
karena lapar beberapa orang dari kami terbangun, membuat sedikit kegaduhan di
luar tenda sehingga akhirnya personil laki-laki dari kelompok kami memutuskan
untuk bangun. Diluar tenda kami membuat api unggun dan memasak mie rebus untuk
mengisi perut
Pukul 05.00 WIB., kami jalan kembali ke Hutan Mati untuk menikmati
matahari terbit, berfoto mengabadikan moment yang sangat indah.
Sunrise di Hutan Mati |
Sunrise di Hutan Mati |
Pukul 07.30 WIB., kami kembali ke tenda untuk sarapan, setelah
selesai sarapan kami mulai berkemas, membongkar tenda, dan membersihkan area
camp dari sampah.
Pukul 10.30 WIB., mulai jalan turun, kali ini kami memilih jalan
turun melalui Hutan Mati agar jarak tempuh lebih singkat. Disini kita perlu
ekstra hati-hati karena trek nya sangat curam, berbatu dan dipinggir trek
merupakan jurang kawah yang sangat dalam.
Jalur turun lewat Hutan Mati |
Pukul 11.30 WIB., kami tiba di Camp David. Setelah melapor ke Pos
Pendakian kami menyempatkan berjalan-jalan ke stand cendramata khas Papandayan
untuk membeli oleh-oleh. Dirasa cukup kami bersiap pulang, ternyata hambatan
kembali datang, ban mobil kami kempes tertusuk baut sehingga kami harus
menggantinya dengan ban cadangan. Yang membuat sulit adalah posisi mobil yang
terparkir di atas tanah yang becek, sehingga kami harus berkotor-kotor ria
dalam proses mengganti ban.
Pukul 12.30 WIB., setelah merapihkan Carrier di mobil, dengan bacaan
Bassmallah kami jalan menuju pulang, ternyata jalan pulang sungguh tak selancar
jalan saat berangkat, dari mulai jalur Nagrek, Cileunyi hingga Bandung jalanan
sangat macet, membuat waktu tempuh yang kami lewati untuk pulang menjadi selama
9 jam.
Pukul 20.30 WIB., alhamdulillah dengan selamat sentosa, tanpa
kurang satu apapun kami tiba di rumah masing-masing.
Rincian Budget kami ke Papandayan
:
1.
Sewa mobil + bensin : Rp. 850.000,- / 9 orang =
Rp. 95.000,-
2.
Kena pajak di Cisurupan : Rp. 250.000,- /9 orang
= Rp. 28.000,-
3.
Registrasi di Gerbang Papandayan : Rp. 115.000,-
/ 9 orang = Rp. 13.000,-
4.
Registrasi di Pos Pendakian Camp David : Rp.
50.000,- / 9 orang = Rp. 6.000,-
Total
pengeluaran per-orang : Rp. 142.000,-
Saran bila mau ke Papandayan :
1.
Persiapkan mental & fisik
2.
Bawalah peralatan, perlengkapan, logistik
lengkap
3.
Bila mau bawa kendaraan pribadi jangan pake
Pick-Up/Bak terbuka
4.
Jangan lupa bawa jas hujan/raincoat/ponco
5.
Buat yang suka jajan bawalah uang yang banyak,
karena banyak sekali warung dengan jajanan menggiurkan.
6.
Jangan tinggalkan sampah di Gunung.
Sekian tulisan saya tentang
Pendakian Gn. Papandayan, semoga
dapat membantu kawan-kawan yang punya rencana mendaki Gn. Papandayan.
Salam Lestari..
keren ceritanye gan
BalasHapuswahhh mahall bangett yahh. Kena pajak di Cisurupan : Rp. 250.000,- /9 orang = Rp. 28.000,- itu pajak apa yah?
BalasHapusya semacam pajak ga resmi gitu gan.. ato lebih tepat pungli lah, alasan nya katanya gara2 kita waktu itu kita pake mobil pickup sendiri. jadi saran kalo mau pake kendaraan sendiri mending pake mobil tertutup ato pake motor aja, insyaallah aman ga bakal kena pungli
HapusWINENLOSE88.COM hadir untuk para bettor mania sebagai AGEN BOLA,AGEN JUDI,BANDAR JUDI.
BalasHapusPermainan :CASINO ONLINE,SBOBET,Sabung Ayam.
Nantikan Hadiah Bonus Menarik Lain nya...
=======>WWW.WINENLOSE88.COM
=======>AGEN JUDI JAMAN NOW!!
=======>BANDAR TARUHAN BOLA
=======>CASINO ONLINE
=======>DAFTAR SEKARANG
=======>BONUS MENARIK
=======>PREDIKSI BOLA Terbaru
=======>Prediksi D. La Coruna vs Levante
=======>Prediksi Ath. Bilbao vs Eibar
=======>Prediksi Club Brugge vs Oostende
=======>Prediksi Dynamo Dresden vs St. Pauli
YUK Gabung Sekarang Juga Dapatkan Bonus Menarik Menanti Anda...
SMS / WhatsApp : 081295588887
BBM : 557135B7
LINE : Winenlose
Twitter : Winenlose
WECHAT : Agenwinenlose
Skype : Winenlose
Instagram : Winenlose
Livechat : http://bit.ly/2d1ZNfT