Senin, 11 Januari 2016

CATATAN PENDAKIAN GUNUNG PAPANDAYAN

Peringatan : Tulisan ini sangat panjang, karena saya mencoba menuliskan catatan pendakian ini dengan serinci mungkin. Semoga para pembaca dapat membacanya dengan ikhlas dan tidak bosan.

BASED ON TRUE STORY

Pada kesempatan ini saya akan menulis tentang perjalanan pendakian saya bersama sahabat-sahabat dari Gemapala (Generasi Maniis Pecinta Alam) ke Gunung Papandayan Garut Jawa Barat. Tetapi sebelumnya mari kita berkenalan dulu dengan gunung yang menjadi Setting dalam tulisan ini.

GUNUNG PAPANDAYAN 2665 Mdpl.

Gunung Papandayan :

Gunung Papandayan adalah gunung api strato yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung.

Pada Gunung Papandayan, terdapat beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya.

Topografi di dalam kawasan curam, berbukit dan bergunung serta terdapat tebing yang terjal. Menurut kalisifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk type iklim B, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/thn, kelembaban udara 70 – 80 % dan temperatur 10 ยบ C

Potensi flora di dalam kawasan gunung ini diantaranya Pohon Suagi (Vaccinium valium), Edelweis (Anaphalis javanica), Puspa (Schima walichii), Saninten (Castanea argentea), Pasang (Quercus platycorpa), Kihujan (Engelhardia spicata), Jamuju (Podocarpus imbricatus ), dan Manglid (Magnolia sp ).

Sedangkan potensi fauna kawasan diantaranya Babi Hutan ( Sus vitatus ), Trenggiling (Manis javanicus), Kijang (Muntiacus muntjak), Lutung (Trachypitecus auratus ) serta beberapa jenis burung antara lain Walik (Treron griccipilla ), dan Kutilang ( Pycononotus aurigaste )
Gunung Papandayan mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous

Dalam catatan sejarah, Gunungapi Papandayan tercatat telah beberapa kali meletus diantaranya pada 12 Augustus 1772, 11 Maret 1923, 15 Agustus 1942, dan 11 November 2002. Letusan besar yang terjadi pada tahun 1772 menghancurkan sedikitnya 40 desa dan menewaskan sekitar 2957 orang. Daerah yang tertutup longsoran mencapai 10 km dengan lebar 5 km.

Pada 11 Maret 1923 terjadi sedikitnya 7 kali erupsi di Kawah Baru dan didahului dengan gempa yang berpusat di Cisurupan. Pada 25 Januari 1924, suhu Kawah Mas meningkat dari 364 derajat Celsius menjadi 500 derajat Celcius. Sebuah letusan lumpur dan batu terjadi di Kawah Mas dan Kawah Baru dan menghancurkan hutan. Sementara letusan material hampir mencapai Cisurupan. Pada 21 Februari 1925, letusan lumpur terjadi di Kawah Nangklak. Pada tahun 1926 sebuah letusan kecil terjadi di Kawah Mas.

Sejak April 2006 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Papandayan ditingkatkan menjadi waspada, setelah terjadi peningkatan aktivitas seismik. Pada 7-16 April 2008 Terjadi peningkatan suhu di 2 kawah, yakni Kawah Mas (245-262 derajat Celsius), dan Balagadama (91-116 derajat Celsius). Sementara tingkat pH berkurang dan konsentrasi mineral meningkat. Pada 28 Oktober 2010, status Papandayan kembali meningkat menjadi level 2


Nah... sekarang sudah kenal kan dengan Gunung papandayan ?? tanpa panjang lebar lagi saatnya bercerita.
Menjelang liburan akhir tahun 2015 saya sama sekli tidak memiliki rencana apapun selain (mungkin) hanya menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah. Hingga tiba pada akhir minggu di bulan Desember, saya memberikan gagasan kepada kawan-kawan Gemapala untuk melakukan pendakian ke Gunung Papandayan. Dan ternyata gagasan saya langsung diamini oleh beberapa kawan di Gemapala.
Maka dalam tempo yang sesingkat-singkatnya kami mengadakan rapat darurat untuk membahas rencana pendakian Gunung Papandayan, dari hasil rapat yang berlangsung singkat dan padat ditentukanlah hari Jumat Tanggal 01 Januari 2016 sebagai hari keberangkatan kita menuju Pendakian yang akan berakhir hari Minggu tanggal 03 januari 2016. Komposisi awal personil yang akan ikut serta dalam pendakian berjumlah 11 orang, yaitu ; Dilah (saya sendiri), Ochi, Pak Marwah, Pak Yayan, Elan, Usman, Rio, Atep, Mila, Siti Nurobi’ah/Dede dan Ganjar. Adapun transportasi yang akan kami gunakan adalah menggunakan mobil pribadi jenis Pick-Up, dan perjaanan sampai ke Garut kami perkirakan 5 jam. Sekedar info, selain untuk mengisi libur akhir tahun, pendakian Gunung papandayan kami dedikasikan untuk memperingati HUT Gemapala yang ke-2.

Jumat, 01 Januari 2016
Pagi yang lumayan cerah dihari pertama tahun 2016. Kami sedikit dikejutkan dengan kabar yang menyedihkan, Ibunda dari Pak Yayan menderita sakit yang mengakibatkan beliau harus dirawat di RS sehingga membuat Pak Yayan urung untuk ikut dalam pendakian Papandayan.

Pukul 17.00 WIB., waktu kumpul semua personil di rumah saya di Kp. Cibanggala RT. 05/03 Ds. Cijati Kec. Maniis Kab. Purwakarta, personil pun hampir lengkap, minus Pak Yayan yang tidak bisa ikut dan Ganjar yang entah dengan alasan apa tidak juga kunjung datang. Saat itu cuaca dalam keadaan hujan, saya mencoba tenang dalam menyikapi cuaca yang kurang bersahabat, dan coba menenangkan kawan-kawan lain yang sudah mulai terlihat uring-uringan. Menunggu hujan reda kami mencoba mengisinya dengan memeriksa kembali seluruh barang bawaan yang akan kami bawa dalam pendakian.

Pukul 21.00 WIB., kawan kami Ganjar belum juga datang, maka secara sepihak kami putuskan bahwa Ganjar tidak akan ikut. Dalam kondisi cuaca masih gerimis kami putuskan untuk berangkat ber-9 menggunakan mobil Pick-Up yang bagian Bak-nya ditutupi terpal sebagai antisipasi hujan. Perjalanan cukup lancar memakan waktu kurang lebih 5 jam, saya yang saat itu bertindak sebagai sopir yang belum tau rute yang harus ditempuh menuju Papandayan dibantu oleh Usman menggunakan GPS, meskipun selama perjalanan sering kali dia nundutan.

Dari Kiri ke Kanan
Berdiri : Dilah, Usman, Erlan, Atep, Pak Marwah, Rio
Jongkok : Ochi, Dede, Mila
Sabtu, 02 Januari 2016
Pukul 01.30 WIB., kami sampai di Cisurupan, disinilah jalur masuk menuju Papandayan. Disini sudah mulai terlihat hiruk-pikuk para pendaki dan deretan mobil Pick-Up carteran yang siap mengantar para pendaki menuju Camp David (pintu masuk pendakian Gn. Papandayan). Dari titik ini waktu tempuh menuju Camp David memakan waktu ½ jam menggunakan kendaraan atau 3 jam berajalan kaki dengan kondisi jalan aspal yang sudah mulai rusak dan menanjak.

Sedikit informasi, pabila kita menggunakan angkutan umum atau tidak membawa kendaraan pribadi, dari Cisurupan menuju Camp David ada 2 alternatif pilihan angkutan, yaitu menggunakan Pick-Up carteran dengan ongkos Rp. 20.000 per orang atau Rp. 250.000 untuk booking 1 Pick-Up, atau bisa menggunakan Ojek dengan ongkos Rp. 30.000. besaran ongkos tersebut relatif tergantung kita bila pandai menawar mungkin akan lebih murah.

Kembali ke cerita. 1 hal yang pada saat itu tidak kami ketahui, mungkin menjadi sedikit kesialan kami yang saat itu membawa mobil Pick-Up pribadi, di Cisurupan ada satu aturan yang tidak resmi yang entah dengan alasan apa aturan itu dibuat, bahwa para pengunjung Gunung Papandayan diperbolehkan membawa kendaraan pribadi berjenis apapun sampai ke Camp David kecuali mobil Pick-Up!!... saya tegaskan kembali “kecuali mobil Pick-Up pribadi!!”

Lalu bagaimana nasib kami yang membawa Pick-up pribadi? Kendaraan kami pun di stop oleh seseorang yang “mungkin” calo angkutan, kemudian dia menjelaskan aturan tadi dan kemudian kami pun diberikan 2 pilihan yang teramat sangat berat. Yaitu Opsi ke-1 ; mobil Pick-Up kami harus ditinggal di Cisurupan dan kami harus beralih ke mobil Pick-Up sewaan menuju Camp David dengan besaran ongkos seperti terurai di atas, atau kami berjalan kaki saja ke Camp David.  Opsi ke-2 ; Pick-Up kami boleh dibawa ke Camp David, tetapi kami tetap diminta menyerahkan uang sebanyak harga booking Pick-Up. Maka setelah berunding, dengan berat hati kamipun memili opsi ke-2.

Memasuki gerbang masuk kawasan Gn. Papandayan kami melakukan registrasi dan membayar retribusi sebesar Rp. 115.000,- saya lupa rinciannya untuk biaya apa saja. Lanjut jalan, sampai di Camp David Pkl. 02.00 WIB. Mobil di parkir dan kami beristirahat sejenak sambil cek kembali perlengkapan yang akan kami bawa dalam pendakian. Dirasa cukup kami lanjut jalan ke Pos pendakian untuk mendaftar dan “kembali” membayar tiket masuk sebesar Rp. 3.000,- per orang dan Rp. 25.000,-untuk parkir mobil.

Camp David

Pukul 02.30 WIB. Dalam gelap malam dan suhu yang dingin kami mulai jalan mendaki. Trek berbatu menyambut kami di awal pendakian, tampak samar-samar terlihat kawah papandayan yang mengeluarkan asap belerang yang lumayan menyengat di hidung, jadi saya sarankan para pendaki untuk menggunakan masker. 1 jam berjalan melewati trek berbatu kami menjumpai beberapa warung yang saya kira selalu buka 24 jam dan siap memberikan service kepada para pendaki. Kami pun memutuskan untuk beristirahat tidur di salah satu warung sampai pagi karena  mata kami yang sudah tidak bisa diajak kompromi. Tujuan kami berikutnya adalah Pondok Salada, disanalah para pendaki berkemah, karena selain area nya yang luas, juga terdapat sumber air bersih yang tidak pernah kering.

Istirahat di Warung

Pukul 07.00 WIB. Kami lanjut jalan menuju Pondok Salada. Sekedar informasi, dari warung ini ada 2 jalur menuju Pondok Salada, yaitu jalur kiri melewati Hutan Mati lalu Pondok Salada, atau jalur kanan melalui Pos 2 lalu Pondok Salada. Disarankan para pendaki untuk mengambil jalur kanan melalui Pos 2 karena relatif lebih aman dan ini jalur resmi! Sedangkan jalur kiri treknya berbatu, curam dan di pinggir jurang kawah Papandayan. Sebagai pendaki yang baik dan tidak sombong serta rajin menabung, kami pun mengambil jalur kanan. Sampai di Pos 2 kamipun kembali melapor, disini kita kan diminta memberikan uang secukupnya untuk biaya kebersihan. Satelah selesai lalu lanjut jalan “lagi”.

Pos 2

Pukul 09.00 WIB., sampai di Pondok Salada. “Amejing” Pondok Salada, Camping Ground di Papandayan dengan area yang luas, disini kita sudah bisa menjumpai Edellweis dan tentunya pohon Cantigi yang pucuk dan buahnya aman untuk di konsumsi. Ke “Amejing”an Pondok Salada tidak sampai disitu, disini terdapat banyak sekali warung bahkan mushola dan WC umum pun ada, amejing kan? 3 tenda yang kami bawa mulai didirikan, logistik kami keluarkan kemudian mulai memasak untuk sarapan sekaligus makan siang.

Are Camp Pondok Salada
 
Deretan Warung di Pndok Salada
Pukul 12.00 WIB., berbekal air munum, makanan ringan, Kompas dan P3K kami jalan ke Hutan Mati, cukup dekat dari Pondok Salada hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit. Hutan Mati merupakan sisa-sisa dari Hutan Pohon Cantigi yang terkena efek dari letusan Gn.Papandayan, dengan sisa-sisa batang pohon menjulang berwarna hitam, disertai kabut dan udara dingin, menjadikan Hutan Mati bukan hanya indah tapi juga beraroma mistis.

Hutan Mati
Suasana di Hutan Mati

Pukul 14.00 WIB., kami lanjutkan pendakian ke Tegal Alun. Tegal Alun merupakan padang Edellweis terbesar yang ada di Indonesia. Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam nanjak mendaki dari Hutan Mati ke Tegal Alun. Di perjalanan menuju Tegal Alun langit mulai mendung, kami pun mulai khawatir akan turun hujan karena ternyata ada satu hal yang kompak kami lupakan, yaitu Raincoat yang ternyata tertinggal di tenda. Kekhawatiran kami pun mulai menjadi kenyataan, gerimis turun. Sampai ke Tegal Alun hujan turun agak lebat dan kami pun hanya bisa pasrah dalam kedinginan. Karena hujan dan berkabut tak banyak yang dapat kami lakukan selain berteduh di bawah pohon Cantigi. Sedikit penyesalan andai saja kami datang ke Tegal Alun pagi hari, mungkin tidak akan turun hujan.
Gerimis & Bekabut di Tegal Alun
Bersama Kawan Baru dari Bekasi di Tegal Alun

Pukul 16.30 WIB., Hujan mulai berhenti. Karena hari sudah terlalu sore kami memutuskan tidak melanjutkan perjalanan ke puncak, kami lebih memilih turun kembali ke Pondok Salada.

Pukul 17.30 WIB., tiba di Pondok Salada, setelah mengeringkan tubuh dan berganti baju kami putuskan untuk masuk kedalam tenda menghangatkan diri dibalik sleepingbag sampai tertidur, karena cuaca di malam itu yang tak kunjung membaik.

Minggu, 03 Januari 2016
Pukul 01.00 WIB., hujan reda langit malam mulaicerah, mungkin karena lapar beberapa orang dari kami terbangun, membuat sedikit kegaduhan di luar tenda sehingga akhirnya personil laki-laki dari kelompok kami memutuskan untuk bangun. Diluar tenda kami membuat api unggun dan memasak mie rebus untuk mengisi perut

Pukul 05.00 WIB., kami jalan kembali ke Hutan Mati untuk menikmati matahari terbit, berfoto mengabadikan moment yang sangat indah.
Sunrise di Hutan Mati
Sunrise di Hutan Mati

Pukul 07.30 WIB., kami kembali ke tenda untuk sarapan, setelah selesai sarapan kami mulai berkemas, membongkar tenda, dan membersihkan area camp dari sampah.

Pukul 10.30 WIB., mulai jalan turun, kali ini kami memilih jalan turun melalui Hutan Mati agar jarak tempuh lebih singkat. Disini kita perlu ekstra hati-hati karena trek nya sangat curam, berbatu dan dipinggir trek merupakan jurang kawah yang sangat dalam.
Jalur turun lewat Hutan Mati

Pukul 11.30 WIB., kami tiba di Camp David. Setelah melapor ke Pos Pendakian kami menyempatkan berjalan-jalan ke stand cendramata khas Papandayan untuk membeli oleh-oleh. Dirasa cukup kami bersiap pulang, ternyata hambatan kembali datang, ban mobil kami kempes tertusuk baut sehingga kami harus menggantinya dengan ban cadangan. Yang membuat sulit adalah posisi mobil yang terparkir di atas tanah yang becek, sehingga kami harus berkotor-kotor ria dalam proses mengganti ban.
 
Camp David
Pukul 12.30 WIB., setelah merapihkan Carrier di mobil, dengan bacaan Bassmallah kami jalan menuju pulang, ternyata jalan pulang sungguh tak selancar jalan saat berangkat, dari mulai jalur Nagrek, Cileunyi hingga Bandung jalanan sangat macet, membuat waktu tempuh yang kami lewati untuk pulang menjadi selama 9 jam.

Pukul 20.30 WIB., alhamdulillah dengan selamat sentosa, tanpa kurang satu apapun kami tiba di rumah masing-masing.

Rincian Budget kami ke Papandayan :
1.      Sewa mobil + bensin : Rp. 850.000,- / 9 orang = Rp. 95.000,-
2.      Kena pajak di Cisurupan : Rp. 250.000,- /9 orang = Rp. 28.000,-
3.      Registrasi di Gerbang Papandayan : Rp. 115.000,- / 9 orang = Rp. 13.000,-
4.      Registrasi di Pos Pendakian Camp David : Rp. 50.000,- / 9 orang = Rp. 6.000,-
Total pengeluaran per-orang : Rp. 142.000,-

Saran bila mau ke Papandayan :
1.      Persiapkan mental & fisik
2.      Bawalah peralatan, perlengkapan, logistik lengkap
3.      Bila mau bawa kendaraan pribadi jangan pake Pick-Up/Bak terbuka
4.      Jangan lupa bawa jas hujan/raincoat/ponco
5.      Buat yang suka jajan bawalah uang yang banyak, karena banyak sekali warung dengan jajanan menggiurkan.
6.      Jangan tinggalkan sampah di Gunung.

Foto-foto kami :




Sekian tulisan saya tentang Pendakian Gn. Papandayan, semoga dapat membantu kawan-kawan yang punya rencana mendaki Gn. Papandayan.

Salam Lestari..

Jumat, 08 Januari 2016

Mari Hiking ke Gunung Karung

GUNUNG KARUNG, 575 Mdpl.

GUNUNG KARUNG.. “apa itu Gunung Karung?”, “dimana itu Gunung Karung?”. Mungkin sahabat-sahabat yang membaca tulisan ini masih asing dengan Gunung Karung, dan mungkin apa bila sahabat sekalian mencoba mencari di mesin perambah Google yang akan muncul adalah keterangan mengenai Gunung Karung yang merupakan sebuah Desa di wilayah Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta Prov. Jawa Barat.

“apakah itu yang dimaksud Gunung Karung dalam tulisan ini?”, Yapp.. betul.. disini saya akan membahas sebuah bukit berketinggian 575 Mdpl. Yang berada di Desa Gunung Karung Kec. Maniis Kab. Purwakarta.

Pada dasarnya sebagian besar hutan di Kecamatan Maniis telah beralih fungsi menjadi lahan atau perkebunan yang dikelola oleh warga, begitupun hutan Gunung Karung, sekitar tahun 1990 hutan alami di Gunung Karung beraih fungsi menjadi perkebunan warga. Pada awalnya warga menanm pohon Jati, kemudian diganti dengan Mahoni, hingga kemudian diganti dengan pohon Karet sampai sekarang.

Gunung Karung berjarak sekitar 3 Km dari kantor Kecamatan Maniis, akses jalan bisa melewati 2 jalur, yaitu dari jalan pertigaan Cibanggala (arah kanan dari kantor Kecamatan), dan dari jalan pertigaan Palumbon (arah kiri dari Kantor Kecamatan). Setelah sampai di Kp. Cidahu Ds. Gunungkarung, masuk ke jalan Cidahu-Cimanalaksa, kemudian masuk ke lokasi Pos pintu masuk di Kp. Legok Peundeuy Ds. Gunungkarung.

Basecamp GEMAPALA/Pos Pintu Masuk Gunung Karung

Ada banyak jalur untuk mendaki ke puncak Gunung Karung, tetapi yang sering kami lewati adalah jalur Kp. Legok Pendeuy karena disini terdapat Basecamp/Sekretariat GEMAPALA yang bisa dijadikan titik pintu masuk.

Jalur pendakian menuju puncak Gunung Karung merupakan jalan setapak yang biasa dilewati warga setempat untuk bekerja menyadap karet, sepenjang jalur menuju puncak didominasi oleh pohon-pohon karet yang menjulang tinggi sehingga meskipun panas terik akan tetap terasa teduh. Kontur jalan yang dilewati bervariasi, mulai dari landai, menanjak hingga curam sejauh kurang lebih 3 Km. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk berjalan kaki menuju puncak Gunung Karung dari Pos pintu masuk/Basecamp GEMAPALA sekitar 1,5 jam.

Trek menuju puncak Gunung Karung

Trek menuju puncak Gunung Karung

Trek menuju puncak Gunung Karung

 Setelah sampai di puncak Gunung Karung kita akan disuguhi pemandangan yang sangat indah, dari titik ini kita kita dapat melihat seluruh wilayah Kecamatan Maniis, bahkan Tegalwaru, Plered Bandung Barat hingga Cianjur. View yang disuguhkan di puncak selain wilayah Kecamatan Maniis dan sekitarnya kita juga dapar melihat pemandangan Gunung Gede Pangrango di Cianjur, genangan air waduk Cirata, bendungan Cirata dan kolam apung, Gunung Burangrang di Bojong, Gunung Bongkok dan Parang di Tegalwaru.
View Kolap Terapung di Waduk Cirata dari Puncak Gunung Karung
View Gn. Bongkok, Prang & Lembu dari puncak Gunung Karung
View Gn. Gede Pangrango dari puncak Gunung Karung
View Gn. Burangrang dari puncak Gunung Karung

Di Puncak Gunung Karung kita juga dapat berkemah, karena terdapat beberapa titik yang dapat digunakan untuk mendirikan tenda. Akan tetapi apabila berkemah kita harus membawa persediaan air dari bawah, karena di Puncak tidak terdapat sumber air.

Camp di puncak Gunung Karung
Camp di puncak Gunung Karung
Camp di puncak Gunung Karung

Dengan demikian, bagi sahabat sekalian yang menyukai mendaki gunung, camping ataupun wisata alam, Gunung Karung dapat dijadikan sebagai alternatif tujuan. Saya bersama kawan-kawan Gemapala siap menjadi volunter untuk sahabat sekalian. Oleh karena itu.... silahkan berkunjung...

View di puncak Gunung Karung :







Kamis, 07 Januari 2016

GEMAPALA (GEnerasi MAniis Pecinta ALAm)


PROFIL
GENERASI MANIIS PECINTA ALAM
(GEMAPALA)

NAMA                                    : GEMAPALA (GEnarasi MAniis PecintA ALAm)
TANGGAL BERDIRI           : 05 Januari 2014
LEGALITAS ORGANISASI           : SK Camat Maniis Nomor : 489 / 206 / Kesos
                                                  Tanggal 26 Mei 2015
HOMEBASE                          : Kp. Legok Peundeuy Ds. Gunungkarung Kec. Maniis
  Kab. Purwakarta
CONTAC PERSON               : Phone            : 087879763941
  E-mail            : gemapala_pecintaalam@yahoo.com
  Facebook       : group facebook GEMAPALA (GEnerasi MAniia
  Pecinta ALAm)

Sejarah Berdirinya GEMAPALA :

Berawal dari kesamaan hati, pemikiran dan hobi sekelompok pemuda mengenai berkegiatan di alam bebas serta kecintaan dan keperdulian terhadap alam, maka dibentuklah sebuah komunitas Pecinta Alam yang dinamai GEMAPALA (Generasi Maniis Pecinta Alam), ditandai dengan dilakukannya perjalanan napak tilas dari Kecamatan Maniis ke Sukamukti (wilayah perbatasan Kec. Maniis dengan Kec. Tegalwaru dan Kec. Jatiluhur) sejauh kurang lebih 20 km. menyusuri hutan pada tanggal 04 – 05 Januari 2014. Selanjutnya GEMAPALA menjadi wadah bagi para pemuda yang memiliki hobi berkegiatan di alam bebas dan memiliki kecintaan serta keperdulian terhadap alam. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan GEMAPALA diantaranya Mendaki Gunung, Berkemah, Pelestarian Alam, Penanaman Pohon, Bakti Sosial, DLL.

AD/ART
GENERASI MANIIS PENCINTA ALAM (GEMAPALA)
MUKADIMAH
Dengan rahmat Allah SWT,
Bahwa sesungguhnya alam beserta apa yang terkandung di dalamnya merupakan suatu anugerah Allah SWT yang menciptakannya dan menjadikannya kewajiban manusia untuk mencintai semua mahluk, tanah air dan alam sebagai suatu pernyataan rasa cinta terhadap Allah SWT.

Bahwa untuk lebih mendekatkan dan mempererat hubungan antara manusia dalam usahanya mencintai ciptaan Allah SWT tersebut, perlu adanya suatu wadah yang dapat menampung serta menyalurkan pemikiran-pemikiran dan kegiatan kreatif untuk menyatakan rasa cinta tersebut. Bahwa segala usaha di atas hanya akan berhasil jika didasari oleh jiwa besar dan budi luhur yang harus ditempa, dibina serta senantiasa dikembangkan menurut batas-batas kemampuan setiap manusia yang merdeka dan sebagai insan sosial yang sadar akan fungsi dan peranannya di dalam masyarakat.

Bahwa di lingkungan wilayah Kecamatan Maniis Kabupaten Puwakarta dan sekitarnya dibutuhkan suatu komunitas kepecinta alaman sebagai wadah kerjasama dibidang pecinta alam. Dengan ini dibentuklah sebuah komunitas pecinta alam di dalam ruang lingkup wilayah Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta dan sekitarnya.

Maniis, 05 Januari 2014
          Tertanda,



(KHOERU NAZILI)
 Ketua


ANGGARAN DASAR
GENERASI MANIIS PECINTA ALAM
(GEMAPALA)

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama dari komunitas pecinta alam ini adalah Generasi Maniis Pecinta Alam, yang kemudian disingkat menjadi GEMAPALA

Pasal 2
GEMAPALA didirikan pada tanggal 05 Januari 2014 di Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3
GEMAPALA bertempat kedudukan di Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta

BAB II
KEDAULATAN, AZAS, SIFAT DAN TUJUAN

Pasal 4
Kedaulatan tertinggi GEMAPALA ada di tangan anggota yang diwujudkan dengan Musyawarah dan Rapat anggota GEMAPALA

Pasal 5
Komunitas ini berazaskan Ketuhanan YME, Kemanusiaan, Persatuan dan Keadilan.

Pasal 6
GEMAPALA merupakan wadah berkumpulnya para pecinta alam di wilayah Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta dan sekitarnya yang bersifat kekeluargaan, kebersamaan, solidaritas, loyalitas, kesamaan minat dan cinta tanah air.
   
Pasal 7
GEMAPALA bertujuan untuk :
1. Menumbuhkan, memupuk, membina dan mengembangkan kecintaan terhadap alam beserta segenap isinya sebagai pernyataan rasa cinta terhadap Allah SWT sebagai penciptanya.
2. Meningkatkan kepedulian, kecintaan terhadap lingkungan, kebersamaan dan persaudaraan antara anggota GEMAPALA.
3. Mengembangkan dan membina pribadi yang luhur, ketahanan jasmani dan rohani, serta ilmu pengetahuan demi kemanusiaan.
4. Mewujudkan kerjasama antara lembaga pecinta alam, pemerintah, organisasi kemasyarakatan dan organisasi lainnya yang berada di seluruh wilayah Indonesia berdasarkan semangat kekeluargaan dan kebersamaan.

BAB III
LAMBANG, BENDERA DAN LAGU

Pasal 8
Lambang terdiri dari gambar 2 lingkaran, gambar pendaki dan gambar kompas. Lingkaran pertama berwarana biru yang dapat diartikan sebagai langit dan air, lingkaran kedua berwarna oranye yang dapat diartikan suasana langit di pagi dan sore hari, gambar pendaki yang menerangkan bahwa anggota dari GEMAPALA sebagai seorang pecinta alam, kompas dapat diartikan sebagai penunjuk arah agar kita tidak tersesat dalam mencapai suatu tujuan.

Pasal 9
Bendera berupa kain yang ditengahnyan terdapat lambang GEMAPALA, dapat pula ditambahkan tulisan selogan atau semboyan.

Pasal 10
Lagu merupakan Mars GEMAPALA yang berfungsi sebagai pemersatu dan penyemangat anggota GEMAPALA.

BAB IV
STATUS, FUNGSI DAN PERANAN

Pasal 11
GEMAPALA merupakan sebuah komunitas yang bergerak dibidang kepecinta alaman di wilayah Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta.

Pasal 12
1. Sebagai wahana pengembangan bakat dan hobi di bidang kepencintaalaman.
2. Sebagai wahana penyaluran aspirasi dan kreatifitas anggota GEMAPALA.
3. Pusat koordinasi, forum komunikasi dan aktifitas antar anggota GEMAPALA.

Pasal 13
GEMAPALA berperan sebagai salah satu sumber insan pembangunan bangsa dan menjaga kelestarian lingkungan.

BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 14
1. Anggota Perintis
Anggota Perintis merupakan orang-orang yang menjadi pendiri dari GEMAPALA
2. Anggota Reguler
Seseorang dinyatakan resmi manjadi Anggota GEMAPALA bila sudah mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) yang kemudian dilakukan pelantikan Anggota.
3. Anggota Kehormatan
Seseorang dinyatakan menjadi Anggota Kehormatan GEMAPALA apabila memberikan kontribusi dan/atau jasa terhadap kemajuan GEMAPALA, atas dasar kesadaran dirinya sendiri tanpa paksaan atau intervensi dari pihak manapun.

Keanggota GEMAPALA berlaku tanpa batas waktu selama setiap anggota bias ikut serta dalam setiap kegiatan, bertaqwa kepada Allah SWT, mencintai, menjaga dan melestarikan alam serta mengikuti dan mematuhi seluruh ketentuan dalam GEMAPALA.

BAB VI
ORGANISASI/KOMUNITAS

Pasal 15
Struktur kepengurusan GEMAPALA terdiri dari :
1. Penanggung jawab, pembina dan badan kepengurusan harian.
2. Badan kepengurusan harian terdiri dari Ketua, Sekertaris, Bendahara dan perangkat lainnya.

Pasal 16
Kekuasaan tertinggi GEMAPALA tedapat pada Musyawarah dan Rapat GEMAPALA

Pasal 17
Pemilihan dan masa jabatan kepengurusan.
1. Kepengurusan GEAMAPALA dijabat selama 5 tahun kepengurusan.
2. Pemilhan Ketua, sekertaris, bendahara dan perangkat lainnya ditentukan dalam Musyawarah dan Rapat GEMAPALA yang tertuang dalam proses demokrasi sebagai upaya regenerasi dalam kepengurusan GEMAPALA.
3. Untuk menjadi Ketua dan pengurus harian GEMAPALA sekurang-kurangnya harus sudah mengikuti Pendidikan latihan dasar dan lanjutan yang dibuktikan dengan sertifikat pendidikan tersebut.
4. Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan pergantian kepengurusan sesuai dengan situasi dan kondisi setelah melalui Musyawarah dan Rapat GEMAPALA.

Pasal 18
Hak dan kewajiban pengurus
1. Pengurus GEMAPALA berkewajiban menjaga nama baik dan kehormatan organisasi.
2. Jika dianggap perlu, pengurus GEMAPALA berhak membuat peraturan dan kebijaksanaan sendiri sepanjang tidak bertentangan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga GEMAPALA.
3. Setiap pengurus mempunyai hak suara dan hak bicara di setiap rapat anggota.
4. Setiap pengurus berkewajiban menjalankan program kerja sesuai dengan bidang kerjanya.

BAB VII
KEKAYAAN

Pasal 19
Sumber kekayaan diperoleh dari :
1. Iuran anggota
2. Sumbangan dan bantuan dari bebagai pihak.
3. Usaha-usaha yang sah, halal dan tidak mengikat serta bertentangan dengan azas GEMAPALA.

Pasal 20
Kekayaan dikelola dibawah koordinasi Bendahara yang diketahui dan disetjui oleh Ketua.

BAB VIII
SERAGAM DAN ATRIBUT

Pasal 21
Seragam dan atribut GEMAPALA terdri dari Seragam, Slayer dan KTA.
BAB IX
PERUBAHAN DAN PENGESAHAN AD/ART

Pasal 22
Perubahan dan Pengesahan AD/ART hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah dan Rapat GEMAPALA.


BAB X
PEMBUBARAN

Pasal 23
Pembubaran dapat dilakukan apabila disetujui oleh seluruh anggota GEMAPALA.

BAB XI
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 24
Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini akan diatur selanjutnya dalam anggaran rumah tangga dan atau ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar.

BAB XII
PENUTUP

Pasal 25
Anggaran dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Disahkan di Maniis, 05 Januari 2014
          Tertanda,



(KHOERU NAZILI)
 Ketua


ANGGARAN RUMAH TANGGA
GENERASI MANIIS PECINTA ALAM
(GEMAPALA)

BAB I
USAHA

Pasal 1
Dalam usaha mencapai tujuannya, GEMAPALA mengusahakan:
1. Latihan-latihan kecakapan dan ketrampilan jasmani dan rohani untuk seluruh anggotanya.
2. Mengadakan acara-acara hidup di alam terbuka.
3. Melakukan pengabdian kepada masyarakat dan bangsa Indonesia, serta kemanusiaan pada umumnya.
4. Mengembangkan ilmu pengetahuan.
5. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan dasar dan tujuan GEMAPALA.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 2
Anggota GEMAPALA adalah semua perintis dan pendiri pecinta alam GEMAPALA, untuk selanjutnya setiap orang dinyatakan resmi menjadi anggota GEMAPALA setelah melalui proses pendaftaran, Pendidkan dan Latihan Dasar (Diklatsar), pelantikan dan kemudian mengikuti setiap kegiatan.

Pasal 3
Seorang anggota gugur keanggotaannya karena:
1. Meninggal dunia.
2. Menyatakan berhenti secara lisan maupun tertulis.
3. Melanggar ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan dalam GEMAPALA.

Pasal 4
Hak dan kewajiban anggota:
1. Setiap anggota wajib membela, mempertahankan dan menjujung nama baik GEMAPALA.
2. Setiap anggota wajib menaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
3. Setiap anggota berhak bersuara, memberikan saran, ide dan gagasan dalam setiap Musyawarah atau rapat, untuk kemajuan GEMAPALA.

BAB III
ORGANISASI/KOMUNITAS

Pasal 5
Struktur kepengurusan GEMAPALA terdiri dari :
1. Penanggung jawab, pembina dan badan kepengurusan harian.
2. Badan kepengurusan harian terdiri dari Ketua, Sekertaris, Bendahara dan perangkat lainnya.

Pasal 6
Pemilihan dan masa jabatan kepengurusan.
1. Kepengurusan GEAMAPALA dijabat selama 5 tahun kepengurusan.
2. Pemilhan Ketua, sekertaris, bendahara dan peangkat lainnya ditentukan dalam Musyawarah dan Rapat GEMAPALA.
3. Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan pergantian kepengurusan sesuai dengan situasi dan kondisi setelah melalui Musyawarah dan Rapat GEMAPALA.

BAB IV
RAPAT

Pasal 7
Musyawarah atau rapat diadakan apa bila dipandang perlu untuk membahas suatu rencana atau kegiatan.

Pasal 8
Musyawarah atau rapat rutin diadakan sekurang-kurangnya setiap 3 bulan sekali.

BAB V
KEKAYAAN

Pasal 9
Penggunaan setiap asset dan keuangan ditentukan dalam Musyawarah dan rapat.
  
BAB VI
LAIN-LAIN
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga akan diatur dalam peraturan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga.




Disahkan di Maniis, 05 Januari 2014
          Tertanda,



(KHOERU NAZILI)
 Ketua


STRUKTUR ORGANISASI
GENERASI MANIIS PECINTA ALAM
(GEMAPALA)

A.    Pelindung             : Camat Maniis
B.     Penasehat             : Marwah Maryanto, SE.
C.     Pembina               : Yayan Alfarisi, SE.
D.    Pengurus Harian   : Ketua                                    : Khoeru Nazili
                   Sekretaris                              : Abdillah Surya Rachman
                   Bendahara                             : Andhika Tresna Permata
E.     Divisi – Divisi      : Humas                                   : Erlan Meilandi
  Publikasi & Dokumentasi     : Iwan Ridwan
  Keagamaan & Seni               : Usman Hasanudin
  Logistik & Peralatan             : Solihin
  Survival & P3K                    : Maulana Yusuf
  Konservasi                            : Ari Pradana Putra
  SAR & Navigasi                   : Irsad Irawan
  Hiking                                   : Rio Eriyanto
  Eksplorasi & Observasi         : Ali Akbar


LAMBANG GEMAPALA